Sunday, January 29, 2012

[Review] The Switch

The Switch Movie

Release Date: 20 Aug 2010

Genre: Comedy, Drama, Romance

Run time: 1 hr 41 mins

Cast:
Jennifer Aniston as Kassie Larson
Jason Bateman as Wally Mars
Patrick Wilson as Roland
Jeff Goldblum as Leonard
Directors: Josh Gordon
Will Speck
Writers: Allan Loeb (screenplay)
Jeffrey Eugenides (short story)

Summary:

Film ini total sudah saya tonton sebanyak 3 kali, yup 3 kali. Rekor terbanyak film yang saya tonton berulang-ulang. The Switch diawalin Kassie Larson (Jennifer Aniston), wanita dewasa mapan New York yang ingin sekali punya anak dan tidak mau menunggu lama dengan datangnya pangeran impian. Kassie memutuskan melakukan insenminasi untuk mendapatkan sang buah hati. Berbekal survey pendek bersama sahabatnya, Wally Mars (Jason Bateman) yang lebih banyak memprotes daripada mendukungnya, Kassie mencari pria terbaik sebagai pendonor sperma. 

Pilihan Kasie kemudian jatuh pada Ronald (Patrick Wilson), pria tinggi dan tampan yang sesuai dengan keinginannya. Pesta "I'm getting pregnant" dibuat untuk merayakannya. Di tengah hingar bingar pesta, tanpa sepengetahuan Kassie, sperma Ronald terbuang oleh ulah iseng Wally yang mabuk berat. Karena panik, Wally menggantikan sperma tersebut dengan spermanya.

Proses Insenminasi tersebut berhasil, Kassie hamil dan memutuskan meninggalkan New York untuk membesarkan si buah hati di Minnesota bersama kedua orang tuanya. Wally tetap merahasiakan penukaran sperma tersebut sampai 5 tahun berselang, Kassie pindah lagi ke New York. 

Seperti kata pepatah, buah tak pernah jatuh jauh dari pohonnya, si anak yang diberi nama Sebastian itu bagai Wally versi kecilnya. Lama kelamaan Wally mulai menyadari bahwa itu memang benar-benar anaknya. Disitu mulai muncul konflik, Kassie yang sedang dalam masa penjajakan dengan Ronald yang dipercaya sebagai ayah biologis Sebastian merasa dibohongin oleh Wally yang akhirnya berterus terang kalau Sebastian putranya.
Singkat cerita, mereka berpisah. Tapi tak lama kemudian, Kassie menyadari bagaimanapun Sebastian adalah putra Wally. Dan seperti harapan semua orang, Wally dan Kassie akhirnya menikah. :D

Hmm.. Film ini dari segi cerita biasa aja, tidak ada klimaks, tapi melihat adegan demi adegan Wally dengan Sebastian membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Melihat interaksi pria dewasa dengan anak kecil selalu berhasil buat saya bahagia. Yang paling saya ingat adalah adegan Wally ketika menidurkan Sebastian, saya nontonnya menangis bahagia :D *saya cengeng sudah jadi rahasia umum bukaannn haha*
Jadi berapa rate film ini, saya kasih 8 dari 10. Skenario yang biasa aja bukan berarti film itu tidak bisa mendapat poin bagus.

Pesan cerita:

Seperti kata si Tuan, masih ingat kan? my ex-bestfriend yang dilarang keras ngobrol ama saya lagi, kadang saya mikir batas antara menjaga perasaan pacar dengan ISTI, eh belum jadi suami denk, itu batasnya tipis, entahlah hehehe *digetok*. Kebetulan dia sudah lebih dahulu menonton film ini, dia bilang "however woman need to be supported by man", saya 100 persen setuju. 

Jadi ide insenminasi yg pernah terlintas diotak saya dan jadi bahan diskusi bodoh saya dengannya, memang diliat dari sudut manapun tidak ada benarnya, useless dan egois. Untuk menyakinkan saya, si Tuan berani bertaruh sebelum umur 30 saya pasti sudah menemukan pria tepat. Amiiiin haha, dia memang pandai menyenangkan hati saya :p

Konyolnya, meskipun saya sudah tahu buruknya ide itu, saya tetap mempersiapkan calon ayah biologisnya. (Cewe Capri is well-planner, right? ) *nyengir kuda*. Malah, saya juga sudah terang-terangan bilang ke si calon ayah. *ngakak* Mau tahu jawaban si calon ayah biologis? "Kenapa kita gak nikah aja sih." Ah pikiran-pikiran dan ide-ide saya memang kadang sedikit gila =))

0 komentar:

Post a Comment