Tuesday, December 27, 2011

[travelling] Tentang Melewatkan Hari Spesial

Bulan ini Desember ke dua, aku menantimu... 
-desember kelabu, Yuni Shara-


Note: Faktanya bulan desember tahun ini adalah desember kelabu terbaik dalam hidup saya.


Laskar Purba in Action ;)
Banyak cara untuk melewatkan hari spesial.. yah hari pertambahan umur..
Biasanya saya lebih suka menghabiskannya di rumah, duduk diam merenung sembari berharap ada yang ngasih kejutan malem-malem *lah ngarep* hahah
Tapi tahun ini saya melakukan hal yang benar-benar berbeda.
Berawal dari satu minggu sebelumnya, seorang teman tiba-tiba mengirim pesan pendek ke blackbery saya.
 
"Icha suka rafting dan hiking?" 
"Sukaaaaa", jawab saya semangat karena mencium bau undangan.

Feeling saya gak salah, kalimat selanjutnya yang meluncur darinya, 

"Mau ikut saya ke gunung purba Jogjakarta?"
"Mauuu" 

Konyolnya setelah saya bilang mau, saya baru kemudian berpikir kapan dan berapa budgetnya, xixixi dasar icha :P

Dengan penjelasan singkat, teman saya itu menjelaskan secara garis besar itinerary dan berapa cost yang harus keluar. Dan Voilaa... saya pun memantapkan hati untuk ikut.

Jumat, 23 Desember 2011, saya dari rumah sudah membawa tas backpack centiel saya warna pink keunguan ke kantor. Jujur, hari itu saya sudah tidak terlalu konsen dengan kerjaan saya, apalagi ada meeting bulanan jam 5 sore. Tapi berhubung kerjaan saya sedang di puncak-puncak gunung, target harian saya mau gak mau harus selesai. Saya paling gak suka nunda kerjaan, atau terburu-buru di hari H. Menurut saya, kerjaan yang dikerjakan di menit-menit terakhir tidak akan memberi hasil yang maksimal. Jam setengah delapan malam saya beranjak dari kantor menuju ke stasiun senen. 
Saya baru sadar, stasiun yang beberapa hari ini cukup terkenal karena ada kejadian penusukan itu ternyata cukup menyeramkan. Kalau tau begitu saya pasti memilih naik ojek daripada jalan kaki >_<

Pukul delapan malam waktu Indonesia Barat, saya sampai di tempat yang dijanjikan. Celingak-celinguk mencari wajah yang mungkin cukup familiar di mata saya, dan gagal. Saya gak mengenal satu pun muka-muka asing yang tumplek blek di stasiun malam itu. Pukul delapan  tiga puluh pas, teman saya baru datang dengan muka polosnya. *cubit*
dan perjalanan menuju Kroya, Yunani eh Cilacap pun dimulai.
Kereta Ekonomi Serayu malam itu membawa saya menjauh dari penatnya kota Jakarta, menjauh dari segala hal yang membuat hati saya berdarah-darah. 


Sabtu, 24 desember 2011, Pukul tujuh pagi, saya bersama teman saya dan lima teman baru saya sampai di Stasiun Kroya. Stasiun kecil peninggalan Belanda yang mengingatkan saya pada kampung halaman. Mobil jemputan sudah menanti di tempat parkir, karena hari itu kami harus langsung meneruskan perjalanan ke Jogjakarta. Menariknya sepanjang perjalanan ke Jogjakarta, kita disuguhin lagu-lagu jaman dulu yang membuat kami seolah-olah terlempar ke masa lalu. Wiiiduuuriiii.... elok bagai lukisan.. oh sayang.......

Pukul setengah 11 siang kami sampai di alun-alun Jogjaaaa *pake aksen medok ala jogja*. Oh, perjalanan kami belum berakhir, masih ada sekitar satu setengah jam perjalanan untuk menuju ke Gunung Purba yang dijanjikan teman saya itu. 

Pukul 12 siang, sampailah kami ke Nglanggeran Gunung Kidul Jogjakarta dan langsung bersiap untuk tracking sepanjang kurang lebih satu kilo, dan 300 meter di atas permukaan laut untuk mengejar Sunset. SubhanaAllah.. Nikmat mana lagi yang kamu dustakan :')



Catching for Sunset credit to Dhodie



Kami turun dari puncak Gunung Bagong, puncak barat sekitar jam 6 sore dan bergerak kembali ke homestay. Home stay yang kami jadikan tempat bermalam ini cukup lumayan lho, selain bersih Si empunya sepertinya menganut paham best satisfied buat customernya. Makanan yang dihidangkan tak kunjung habis, gagal deh acara diet saya ;). Penampakan homestaynya dan foto - foto lainnya seperti dibawah ini.
Homestay asoy di Gunung Kidul credit to Dhodie


di gunung pun saya maunya jadi yg pertama makanya saya gk mau jadi istri atau pacar kedua #eh, credit to Dhodie




alasannya sih, nungguin yang lain padahal saya mau istirahat karena udah ngos-ngos-an :D credit to Dhodie


dan yaaaks.. inilah si pengundang, tukang foto narsis, tukang cela, yang udah baik hati ngajakin saya pergi ;) credit to Dhodie



Minggu, 25 Desember 2011.
Happy Born Day Icha..

Pertama kali dalam hidup saya, melewati pergantian usia di atas 700mdpl. Sunrise yang tertutup kabut dan gerimis kecil hari itu adalah hadiah terbaik yang pernah saya dapatkan. Setiap kali mengingatnya, hati saya menjadi hangat. Allah menghapus semua kekecewaan saya dengan semburat mentari pagi. Kali ini saya gak bikin wish list panjang, saya sudah bikin jauh2 hari kemarin di sini xixixixi.. Saya hanya mengucap banyak syukur bahwa masih banyak banyak sekali orang-orang yang perduli pada saya, orang yang dulu-dulunya tak pernah saya labelin teman dekat. Pelajaran hidup yang membuat saya jauh lebih matang. *buah kali matang* :P
Everyone is gonna change... but i try to always be my self.. no matter how hard it can be..
So... 

My life has begin at twenty something?? yup of course.... xixixixi ( dont put the exact number coz it makes me feel so old :)) )


xoxo,
-icha-




untuk rafting ke Goa Pindul di next postingan yah ;) *kayak ada yg mau baca aja* :P



Monday, November 14, 2011

[Review] 99 Cahaya di Langit Eropa


Judul : 99 Cahaya di Langit Eropa
Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit : Gramedia
Tahun : 2011
Halaman : 424

Membaca buku ini merinding saya dibuatnya, mata saya berembun halaman demi halamannya, apakah reaksi saya terlalu berlebihan? Entahlah, yang jelas saya makin mencintai agama yang dipilihkan Allah kepada saya.

Buku ini ditulis oleh Hanum Salsabielah dan suaminya Rangga Almahendra waktu berdiam di Wina, Austria selama 3 tahun. Buku ini bisa dibilang jenis buku rekam jejak atau traveling. Tapi berbeda dengan buku-buku traveling lainnya yang mungkin lebih sering berisi informasi mengenai tips dan trik jalan-jalan murah. Buku 99 cahaya di langit Eropa ini sama sekali tidak membahas mengenai hal tersebut.
Dimulai dari perkenalan Hanum dengan seorang pere
mpuan kelahiran Turki muslimah di kelas kursus bahasa Jerman, membawa Hanum memahami arti Islam dari mata wanita Turki. Perjalanan-perjalanan mengelilingi Wina, ke tempat-tempat yang ternyata memiliki arti khusus dalam Islam, membuka mata Hanum. Bagaimana Islam dulu pernah menancapkan cahayanya di Eropa. Fatma, demikian wanita Turki tersebut di panggil adalah sosok muslimah yang memiliki misi khusus dengan menyebarkan citra Islam dalam khasanah indah. Tanpa banyak kata, tapi dengan tindak tanduk penuh cinta-nya Fatma membantah tuduhan masyarakat Eropa yang mayoritas bukan muslim. "Menjadi agen muslim yang baik", begitu slogannya setiap waktu.
Dari Fatma, Hanum mengetahui sejarah-sejarah yang akhirnya menghantarkan dia menuju Paris, Perancis bertemu dengan mualaf wanita bernama Marion yang memberikan dia informasi mengenai kaligrafi Kufic berlafal kalimat Tauhid yang ternyata ada di hijab Maria. Btw, saya suka bagian ketika Hanum memanjatkan harapan, di tempat dimana mitosnya apabila seseorang make wish di tempat itu maka wishesnya akan terkabul. Apa doa Hanum, baca bukunya :)
Dari Paris, Hanum bersama suami, menjejakkan langkahnya ke Granada dan Cordoba, Spanyol dan terakhir Istanbul, Turkey. Banyak sejarah yang kemudian baru saya ketahui dari buku ini, tentang gereja-gereja yang berubah jadi masjid, atau masjid yang berubah jadi gereja. Tentang budaya Islam yang pernah jadi sentral buat warga Eropa di masa pertengahan. Tentang sejarah-sejarah yang dulu saya pelajari sekilas di bangku sekolah. Juga tentang hal-hal kecil seperti ternyata bunga Tulip itu bukan dari Belanda tapi Turki :) dan Cappucino jg, biji kopinya ternyata berasal dari Turki. Saya juga tahu, kalau croissant kue yg jadi ikon Perancis itu ternyata untuk merayakan kemenangan Perancis terhadap kekhalifahan Ottoman, Kaisar Islam Turki. Buku ini saya kategorikan dalam buku most recommended. Buku wajib baca bagi siapapun yang merasa muslim, juga bagi siapa saja yang menyukai sejarah. Buku yang akan memberikan siraman ruhani dalam bentuk yang sederhana... :)

Beberapa tempat yang dikunjungi Hanum, Musee de Louvre Perancis, Hagia Shopia Istanbul, dan Mezquita-Cathedral Cordoba ( Atas- bawah, Ki-Ka) sumber : Google



Traveling seharusnya tak sekedar mengagumi dan menikmati keindahan objek yang dikunjungi, tetapi semestinya juga bisa memberikan nilai lebih yang bisa mengangkat derajat manusia di mata Penciptanya, Hanum Salsabielah ( 99 Cahaya di Langit Eropa )
Insya Allah, semoga Allah memudahkan saya untuk menelusuri jejak-Nya dimulai dari Makah dst.. amiiin :)

Thursday, October 27, 2011

[bukan review] antologi rasa... apa sih?


Blog walking dan menemukan bahwa yang mereka bahas adalah hal yang sama. Cinta dan Persahabatan? Meh!! so bored.

Hunting buku dan yang kamu temukan adalah buku bertema cinta dan persahabatan? errrrr...... ctrl+alt+F4

Well, saya bukan anti dengan dua hal tersebut. Tapi rasanya menyebalkan melanglang buana ke dunia maya dan hanya bertemu dengan hal-hal klise seumur hidup. *lebay*

I fallen in love with him before i came be his best friend and after i was his best friend..... *skip* Males cerita soal saya. Jadi sebenarnya saya mau posting apa siih.... *digetok*

Saya baru baca review mengenai Antologi Rasa, karangan Ika Natasha.. sejujurnya ini bukan genre saya, metropop ringan, urban style.. novel-novel yang baru akan saya beli kalau harganya sudah di diskon 50 persen :P *maaf ya para penulis metropop*

Berhubung hari ini saya gak produktif samasekali, mari kita ulas sedikit mengenai review si antologi rasa ini.. reviewnya ya *underline* soalnya saya belum beli bukunya :P
Saya tertarik dengan antologi rasa ini bukan karena tema klisenya...
Temanya bener-bener klise...

Harris, Keara, Rully, Denis, 4 sahabat yang saling jatuh cinta dalam diam... Harris suka Keara, Keara suka Rully, Rully suka Dennis, Denis itu udah nikah. What the hell *ngakak*
Apapun yang berhubungan dengan perasaan adalah sesuatu yang bisa merusak persahabatan. Itu adalah pemikiran saya dahulu. Sekarang? Enggaklah.. that is too stupid, pretending i'm not loving someone just because the one that I love is my best friend... Meh!! that is not your fault, .. salahin si cupid aja.. bego banget nyari target memanahnya hahahah

Review orang-orang bilang buku ini bagus, tapi dari reviewnya kayaknya bisa ketebak makna novel ini, soal gak pernah ngomong aja, lah intinya apa susahnya sih bilang cinta??????? I'm not typical girl who loves to say " I Love U" first. Tapi bukan cwe yg anti nembak juga, I'd done with that.. and I was so proud because of that. Dan pria yang pernah dapat sms ungkapan cinta saya, u have to proud of u, without many words u just drive me crazy hahahah. Untung saat itu kita belum sahabatan jadi gak perlu ngamuk2 ama si cupid juga :D

Melihat begitu banyak tema persahabatan dan cinta, sepertinya itu memang penyakit pertemanan yah.. serem juga.. Stop dengan topik itu, yang membuat saya tertarik dengan novel ini adalah kalimat

"We’re both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe."

Disusul dengan pertanyaan "Apakah kamu puas dengan pekerjaanmu sekarang?" Sepertinya jawaban saya akan sama dengan jawaban-jawaban tokoh di review novel itu...

Apakah saya puas dengan pekerjaan saya sekarang?
"Entahlah, saya hanya melakukan apa yang saya lakukan, pengennya sih gak usah kerja tapi tet
ep dapat transferan uang terus bisa jalan-jalan keliling dunia tiap bulan, bersenang-senang tiap hari, gak usah mikirin apa-apa. Cuma seneng-seneng." :P

So far dari review2 itu saya pengen beli bukunya haha..
Pengen tau si Harris "bastard lover" yang bikin cwe2 pereview meleleh, pgn tau si Keera " a little sweet bitcher" , tapi saya gk pengen tau si Rully. Karakter Rully yg digambarin alim, hardworker spertinya membosankan hahaha...
Beli enggak... beli enggak.. beli enggak... smoga aja ada yg tiba-tiba beliin *eyelashes*

xoxo,
-icha-

Saturday, October 22, 2011

[curhat] Edisi I : memasak itu.....

Konon untuk menjadi istri yang baik, perempuan (harus) bisa masak. Saya bisa dibilang (kadang) bisa masak. Tergantung mood, kalau lagi pengen masak ya saya bisa masak berbagai menu lengkap dari sayur mayur sampai lauk pauknya dalam sehari dengan rasa yang sudah diakui beberapa kolega cukup delicious :P.



Jaman masih kuliah, karena tinggalnya nebeng ama kakak-kakak yang hampir waktunya seharian di kantor. Saya kebagian semua tugas rumah tangga. Mulai dari nyapu, ngepel, nyuci sampai masak. Dan menurut saya, yang paling ribet itu bagian memasaknya. Bukan soal memasak bahan mentah menjadi siap saji, tapi menyusun menunya itu... Lauk apa yang cocok dengan sayur apa atau sebaliknya.
Setelah kakak saya nikah dan saya masih juga nebeng hahaha, tugas bertambah dengan jadi baby sitter sampai akhirnya saya kerja. Kabar bagusnya, saya bisa dibilang berpengalaman 100 persen kalau ada yg mau rekrut jadi istri *ditoyor* secara saya familiar dengan segala bentuk fungsional istri. Sampai mandiin bayi umur baru seminggu aja saya piawai xixixi



Sekarang saya tinggal sendiri, masih ngekost, paviliun gitu deh. Doain bentar lagi bisa depe rumah ya amiiin :">



Nah, dari pengalaman-pengalaman menjadi IRT yang sepertinya kurang cocok sama saya #eh, saya jadi punya resep-resep modifikasi favorit. Nanti akan saya share satu-satu... Sekarang yang saya share resep macaroni schotel.. check it out yah.




Macaroni schotel ( waktu pembuatan 30 menit )
Bahan yang perlu disiapin :



  • Macaroni ( bisa yang panjang atau yang kecil) sesuai selera. (1 pack, kurang lebih 500 gr)







  • Daging giling kaleng atau segar ( 250 gr atau 2 kaleng @100 gr)



  • Daging asap ( 1 pack )



  • Keju cheddar ( 1 pack)



  • Susu Segar kemasan 1 litter ( cukup 1/2 litter untuk satu resep atau dikira-kira saja) kalau untuk balita bisa pake susu formula.



  • 3 - 4 butir telor



  • Mentega, garam, gula, lada, pala dan minyak kelapa secukupnya



  • kalau suka penyedap masakan boleh pake masako rasa sapi, kalau buat balita sih sebaiknya jangan.


  • Cara Memasak:




    1. Rebus air hingga mendidih, masukkan macaroni, bumbui dengan garam secukupnya. Garam ini fungsinya untuk memperkuat rasa macaroni dan menghilangkan rasa tepungnya. Tambahkan dua sendok makan minyak kelapa atau mentega sesuai selera. Minyak atau mentega ini fungsinya supaya macaroni tidak saling menempel saja.



    2. Apabila sudah matang, kurang lebih 5 menit, angkat dan tiriskan. Beberapa orang suka langsung didinginkan dengan disiram air dingin. Kalau saya suka dingin alami.



    3. Campurkan daging giling, garam atau masako secukupnya, gula, pala dan lada secukupnya, hingga tercampur rata.



    4. Masukkan susu perlahan-lahan ke adonan daging giling, campur hingga rata.



    5. Kocok pelan telur kemudian masukkan ke dalam adonan susu dan daging giling, campur kembali hingga merata.



    6. Masukkan keju parut ke dalam adonan sisakan secukupnya untuk bahan taburan diatasnya.



    7. Terakhir masukkan macaroni dan aduk hingga tercampur semua.



    8. Panaskan oven hingga 250 derajat ( berhubung bikinnya nebeng di dapur kakak yang komplit xixixi jdi gampang banget buat setting nih oven ke suhu tersebut.



    9. Siapkan pinggan tahan panas, olesi dengan mentega.



    10. Tuang 1/2 adonan macaroni ke pinggan yg sudah dilapisi dengan mentega, taburi dengan 1/2 pak daging asap yang sudah di iris 1 cm, tuang kembali sisanya diatasnya. Akhiri dengan menaburi daging asap dan keju yang tersisa di atasnya.



    11. Masukkan ke dalam oven setting waktu panggannya kurang lebih 10-15 menit.



    12. 10 menit kemudian macaroni siap dihidangkan....


    noted:


    Kalau buat balita ada baiknya dikukus saja dan hilangkan pala atau ladanya, kenapa dikukus, supaya mudah dicerna buat mereka :D


    Selamat mencoba :)


    Penampakan macaroninya -->





    Terakhir menurut saya Intinya dari memasak bukan soal skill, tapi cinta. Lho!! Maksudnya?



    Komponen utama penyedap masakan bukanlah masako atau ajinomoto, tapi segenap
    hati dan cinta.. maka masaklah dengan dua komponen utama itu insyaAllah pasti
    takkan mengecewakan ;)