Friday, October 31, 2014

[Escaping] Bandung Sejuta Pesona dan Kenangan..



Siapa sih yang gak tau Bandung, best escaping destination buat penduduk Jakarta yang suka masih kekurangan hiburan dan tempat belanja. Tak terkecuali saya yang juga menggemari Bandung seperti anak kecil yang menggemari lollipop *apa hubungannya sih cha* :P
So Here is my story, rangkuman beberapa perjalanan saya ke Bandung dan tujuan-tujuan wisata yang mungkin bisa jadi acuan..*duileee acuan*
Desember 28, 2013.
Curhat sedikit dulu, December is my month. Yoi, saya ulang tahun… Desember tahun lalu saya berbahagia sekali biarpun belum bisa disebut berbahagia dunia akhirat.. *Cha, plis deh* 
Jadi tahun lalu, saya berkesempatan merayakan hari jadi saya di angka yang keramat ke Bandung. Tepatnya ke Trans Studio yiiihaaaa… *noted as first destination*. Tema perginya saat itu, “Mabal Bareng”. Saya pergi bersama Abang dan pria kesayangan, you know themlah..ahahhah. Diawali dengan saya yang kesiangan bangun dan ketinggalan travel, sehingga harus berangkat ke Bandung sendirian. Ngambek, karena merasa duo pria itu gak peduli keberadaan saya. Tapi pada endingnya, hari itu masuk dalam jajaran hari terbaik saya di tahun 2013. 

  • Trans Studio Bandung

Trans Studio Bandung, termasuk dalam tipe tujuan wisata theme park. Bisa dibilang Dufan Indoor, tetep ya mind set saya Dufan ahahhaha.. Sebenarnya Trans Studio ini kayaknya ya… baru kayaknya, analisa saya sih, dia lebih cenderung berkiblat pada Universal Studio. Tapi kalau dibandingin ke dua theme park ini ya bagai bumi dan langit. Menurut saya Trans Studio biasa aja. Ada beberapa permainan yang seru, tapi gak bikin saya sampai melongo terkagum-kagum seperti first day saya di USS *yaiyalah chaaaa*. Wahana yang menurut saya, the coolest wahana dan wajib dinaikin itu Yamaha Racing Coaster. Cool enough to make me screaming alot.. muhahahhah. Lebih jelas soal wahan-wahan lainnya please visit their official site on : Trans Studio Bandung
HTM on weekday 150IDR, dan Weekend 250IDR. 

Cha, jangan monyong2. | Iya deh iya 

  •  Bukit Ponclot

Well! Perayaan hari jadi saya kemarin itu kita berkesempatan mencoba budget traveler hotel punya Harris. Pop Hotel, dan lokasi hotel tersebut kebetulan dekat Bukit Ponclot, yang konon menurut Abang si warga mantan Bandung. *Iya beliau pernah stay di Bandung cukup lama.* Bukit Ponclot ini merupakan kawasan lari pagi, dengan view dan makanan Sunda yang enyaaaak…. *makanan enak ini yang bikin saya sumringah*. Si pria kesayangan memang punya agenda buat lari pagi, kalau saya agendanya duduk manis di pinggir lapangan *yang saya kira ada* sambil ngemil plus cuci mata sama yang bening2 kalau ada. *niat yang kandas*. Jadi ternyata saudara-saudara, bukit Ponclot ini gak ada yang namanya lapangan, buat ke bukitnya gak ada yang namanya angkutan umum, jadi mau gak mau saya ikut lari hwuaaaaa…. Terjal sih enggak, tapi jaraknya lumayan bikin muka saya pucet, kata si pria kesayangan sih gitu yang saya bantah langsung dengan “Kagak kali, emang muka gue putih.” *pede sejagat*. Sampai di bukitnya yang disambut dengan tepar, kita makan Sundaaaa.. horeeee! Viewnya? Ya khas view Bandung.. hahahha *gak menjelaskan*
HTM : gratis ; Harga Makanan: under 50IDR

Bukit Ponclot yang bikin anak orang tepar.
  • Warteg CeuMar

Kelaparan pukul 2 pagi, jangan khawatir. Di Bandung ada yang namanya warteg Ceu Mar. Warteg ini mulai buka sore hari hingga pagi-pagi buta. Ragam makanannya cukup banyak. Harganya kalau menurut saya untuk kelas kaki lima cukup mahal juga. Tapi rasanya lumayan enak. Lokasi Ceu Mar sendiri ada di sekitar Braga, Kota Tua Bandung.

Kalau ini saya pergi dengan keluarga saya. Tempat wisata bernuansa nature ini ada di kawasan Lembang Bandung. Dusun Bambu, selain menyediakan pemandangan yang memanjakan mata, juga memiliki hotel dan restoran yang menurut saya cukup romantic. Saran saya jangan datang pada waktu long weekend, selain karena macetnya bikin ngelus dada sampai tepos. Juga lokasinya jadi terlalu crowded, kurang nyaman buat saya. Tempat ini berada pada puncak fotogenicnya saat sunset, jadi atur waktu untuk tiba di sana saat sunset.
HTM : saya lupa, 10IDR kalau gak salah.  Harga makanan: average sih under 100IDR


Hohohohoh.. ini masih area Lembang. Honestly, saya gak suka tempat ini. Gak ada yang special. Tempat makan biasa dengan konsep pasar apoeng dengan system pembayaran mengingatkan saya pada system pembayaran Urban Kitchen. Mungkin juga saya ke sana bukan di waktu yang tepat, kenapa? Karena lagi-lagi long weekend dan tempat itu lebih mirip terminal karena penuh, panas, dan sesak oleh orang. Makanannya juga biasa saja menurut saya.
HTM: saya lupa, 10IDR kalau gak salah.  Harga makanan: 15IDR- 50IDR

Tahu doonk, kalau Bandung gudang distro. Momen ke dua saya, pergi ke Bandung lagi bersama si Abang dan Pria Kesayangan, plus tamu dari Batam yang buaiiiik huaaatiiii… karena memang niat ke Bandungnya cuma buat kangen-kangenan sama Bandung. Semuanya go show, nunggu kursi kosong di Baraya Travel, gak ada tujuan mau kemana di Bandungnya, berniat tek tok dan berakhir nginep semalem di Bandung. The best moment adalah saat 3 tiket kereta api pulang hangus, dan saya masih bengong di stasiun mencerna sesuatu. Saya putuskan hari itu hari ajaib lebih ajaib dari momen Sukabumi.. lebih ajaib dari momen si pria kesayangan saat bilang, “Ah males jalan jauh-jauh cha kalau udah ganteng gini, ntar panas keringetan lagi.” Dan saya cuma bisa melirik dengan pandangan speechless. Ini mau bahas distro apa malah mau curhat sih… Jadi karena Bandung surga distro, ya wajiblah sekali-kali nengokin deretan distro ini. Karena berada di deretan yang sama jadi gak susah juga buat dikunjungin semuanya. Yang paling saya suka dari distro Bandung itu, selain design tempatnya yang seringnya retro banget, design kaos-kaosnya juga unik banget. Harganya juga masih affordable. So HAPPY SHOPPING!!
  • Coffee Shop, 24H, dkk

Menjamurnya coffee shop di Jakarta, ternyata diikuti juga di Bandung. Saya pernah cerita gak kalau saya dan si pria kesayangan ini penggila coffee. Gak gila juga sih, suka kopi, rada banget gitu. Kalau si Abang, lebih suka teh sepertinya. Saya, Kak Lila, dan pria kesayangan ini kemarin di Bandung juga mencoba beberapa coffe shop. Salah satunya yang bersebelahan dengan distro Ouval, cuma saya lupa namanya. Satunya lagi 24H coffee shop, semoga gak salah. Kopinya enak, lumayan, menurut saya rasanya gak terlalu ngepop dan kita bisa pilih toping apa, maksudnya mau nambah rasa hazelnut, vanilla, atau yang lain-lain. Harganya juga gak mahal-mahal banget. Average 20-35IDR.

I love BOOKS!! I feel likes in heaven when being in around of books. Jadi sewaktu kak lila mengajak ke Toga Mas, saya dan si pria kesayangan langsung yang “saya sih yes aja” pake logat mas Anang. Toga Mas ini toko buku fisik dengan harga online. Iya, di toga mas kamu bisa dapetin harga buku dengan diskon sampai 30% seperti yang biasa diberikan oleh toko-toko online. Menyenangkan kan kan…
  • Café Halaman

Café yang buka sampai pagi disaat weekend ini, cool enough buat ngabisin malam yang kelaparan tapi gak mau makan berat. Biarpun mereka juga menyediakan makanan berat.
Dekorasinya candle romantis2 gitu. Harga makanannya juga gak mahal.

Ada banyak sebenarnya tujuan wisata di Bandung, salah satunya rumah sosis, kawasan hutan ITB, Bukit Moko, Bukit Bintang, dan Tebing Keraton. Tapi nanti saja kali ya.. saya ulas terpisah…
Jadi, Bandung lagi yuks!

Things end, even friendship or love will end, feeling change..people change..It's a good thing that memories never do.

Tuesday, October 21, 2014

[Curhat] The Awful Services of BukaBuku.com


Sebagai BookLovers, yang dimana hampir sebagian waktunya habis di kantor. Keberadaan toko buku online tentulah sangat membantu. Cukup klak-klik, buku yang kita inginkan akan diantarkan ke tempat kita, tidak perlu beranjak dari depan laptop, informasi-informasi buku terbaru akan dikirimkan ke email kita. Berikut fasilitas-fasilitas PO, PO artinya kita bisa mendapatkan buku baru itu lebih dahulu dari orang lain. Biasanya juga ada bonus-bonus kecil menyertai PO tersebut. Keuntungan lainnya, harga buku di Toko Buku Online, justru lebih murah 10-15 persen dari harga toko buku fisik. Sudah lebih murah, tak perlu capek pula. Saya terbantu? Sangat. Kalau dulu kita bingung, misal, tidak memiliki no rekening atau visa card, sekarang metode pembayarannya pun toko buku online juga cukup beragam, Toko buku online besar juga menyertakan pembayaran melalui COD (Cash on Delivery).

Oke, sekarang saya akan menceritakan, salah satu kejadian paling memalukan yang seharusnya tidak perlu terjadi pada salah satu toko buku online yang dulu jadi langganan saya. Toko Buku Online dengan reputasi yang cukup bagus ini, melakukan kesalahan yang cukup fatal. Kenapa saya mengatakan hal tersebut? Karena dia mengecewakan puluhan atau malah ratusan fans fanatik novel dari sebuah penulis.


Tanggal 1 October kemarin, PO novel series Supernova karya Dee Lestari yang amat di tunggu dibuka. Quota PO tersebut menurut informasi yang beredar hanya sekitar 2014 buku, sangat special dengan tambahan tanda tangan sang penulis. Beberapa toko buku online, digandeng dalam special PO ini. Saya masih punya list-nya, Bukukita.com; BukaBuku.com; Kutukutubuku.com; inibuku.com; pengenbuku.net; bukubukularis.com; parcelbuku.com; tokobaca.com; mizanstore.com; temanbuku.com, adalah toko buku online yang beruntung di gandeng bentang pustaka untuk PO tersebut. Saya sebar informasi ini ke teman-teman saya yang juga menggilai karya Dee seperti saya. Let’s grab the book and to be the first for the owner! Hari itu juga saya PO di BukaBuku.com, salah satu toko buku online yang jadi langganan saya. Beberapa kali saya memang sempat kecewa dengan pelayanannya yang lama, termasuk janji bonus yang tidak dikirim dan setelah saya complain selama hampir berminggu-minggu baru dikirimkan. Tapi saya tipikal yang setia dengan sesuatu, jadi biarpun saya pernah kecewa, saya belum beralih ke toko buku online yang lain.

Saya order tanggal 1 October 2014, pukul 22.00 WIB. Saya capture gambarnya sebagai bukti bahwa saya memang melakukan order di hari pertama dengan method pembayaran transfer BCA yang saya lakukan keesokan paginya.


PO tanggal 1 October 2014


Bukti Transfer 2 October 2014


Tanggal 2 October 2014, saya mendapat konfirmasi kalau pembayaran saya sudah diterima dan akan diproses. Saat itu, saya tenang, menurut penalaran saya konfirmasi itu menandakan bahwa PO Gelombang karya Dee yang sangat special telah saya dapatkan. Tak terbersit sedikitpun, bahwa ini cuma tipu daya Bukabuku untuk memberi harapan palsu atau kalau saya boleh bicara kasar, meraup sebanyak-banyaknya keuntungan pada Dee Lestari’s fans club.
Konfirmasi Pembayaran diterima tanggal 2 October 2014
 
 
Konfirmasi PO telah diproses tanggal 2 October 2014

Tanggal 16 October 2014, adalah hari launching Gelombang, saya mendapat email konfirmasi pengiriman buku tersebut dari BukaBuku.com. Asumsi saya, dengan lokasi saya yang di Jakarta, buku akan saya terima keesokan harinya tanggal 17 October 2014. Girang rasanya, mondar-mandir ke loby kantor cuma untuk memeriksa keberadaan Gelombang, apakah sudah sampai dengan selamat ke kantor saya atau belum. Tapi, kekecewaan pertama, tanggal 17 October 2014, keberadaan Gelombang bahkan sampai malam tiba pun, tak menampakkan sosok hitam misteriusnya, saya keluar dari kantor jam 21.00 WIB. Oke, saya pikir, mungkin senin pagi, si Gelombang akan sudah bercokol manis di meja kantor saya. Bersabar sajalah… bukankah sabar selalu berbuah manis, toh buku yang saya nantikan ini salah satu dari 2014 buku yang bertanda tangan Dee. Telat sehari dari kebanyakan orang tak masalah lah.
 
Pengiriman PO tanggal 16 October 2014

Tanggal 20 October 2014, senin pagi saya sudah mulai resah, teman-teman seperjuangan PO sudah membaca hampir ¾ halaman Gelombang. Melontarkan kekaguman, kegilaan, kesintingan Dee, yang membuat saya makin gelisah dan penasaran setengah mati. Hari senin itupun saya habiskan dengan bolak balik ke loby kantor untuk menanyakan keberadaan si Gelombang. Jam 13.30 WIB saya mencoba bertanya ke BukaBuku.com, dan jawabannya hanya “Mohon ditunggu dengan sabar mba, mungkin kurir kami sedang overload sehingga PO mba dating terlambat.” *inhale-exhale*

Jam 17.09 WIB, akhirnya saya mendapatkan kabar dari receptionist bahwa buku saya telah tiba. Tapi….

Kemarahan saya membeludak, buku yang saya dapatkan adalah buku regular yang akan dengan mudahnya bisa saya dapatkan di toko buku biasa. Dongkol, kecewa, sakit hati, apa-apaan ini BukaBuku.com.

Teman saya order di kutukutubuku.com, di hari ke dua dan dia mendapatkan sesuai dengan yang dijanjikan. Toko buku online yang lain memang menginformasikan ketersediaan PO khusus ini, dan lalu menutup PO begitu quota terpenuhi. Tapi BukaBuku.com????????????

PO datang terlambat, buku yang datang tidak sesuai dengan yang dijanjikan, dan tidak ada sedikitpun konfirmasi mengenai perubahan PO buku tersebut. Marah? SANGAT. Kecewa? I got mind like I could kill somebody hahahhahahha….

Nasi sudah menjadi bubur. Semarah apapun saya, tidak akan pernah mengembalikan momen 2014 PO Gelombang itu… Mau menangis juga percuma, meskipun setelah shalat magrib dan membatalkan puasa, saya menangis sejadi-jadinya…. Kekesalan yang memuncak…

Saya ingat kata pepatah, perlu hitungan waktu yang tak sedikit untuk membangun kesetiaan customer, tapi hanya perlu satu kesalahan fatal tak termaafkan yang akan menghancurkan pondasi kesetiaan tersebut. BukaBuku.com cuma sedang menciptakan efek domino dari hal yang dia sepelekan dari customernya… Selamat!!!



Will ever purchase again from BukaBuku.com ? NEVER, masih banyak toko buku online yang lebih professional dan bertanggung jawab.

Will recommend BukaBuku.com for the other? NEVER. Cukup saya yang merasa kecewa berulang-ulang dengan BukaBuku.com ini.

Wednesday, August 27, 2014

[Review] Result Laser untuk Kulit yang Lebih Sehat (katanya)

Masih inget dengan review saya tentang Teknologi laser dan kesehatan di sini.
Sepertinya daripada saya menjawab email satu-satu, mungkin lebih baik saya share saja perkembangan kulit muka saya setahun terakhir ini. Meski dengan begitu berarti saya harus mengali- ngali ngali ngali lipatkan nyali saya membeberkan foto yang diambil close up dengan jarak tidak lebih dari 5 cm dari kamera depan Google Nexus saya yang sudah bulukan. Bismillah... :(

Prosesi saya menjadi secantik Dian Sastro, memang bisa dibilang kandas.. *masih aja loe cha* Tapi setidaknya saya usaha kan ya.. Iya kan, iya kaaan...  Usaha yang memerlukan modal.. Meskipun itu untuk kepuasan saya sendiri... Iyain aja lah, kamu tahu kan saya kalau ngambek diamnya lama... :P

Teman saya yang mengaku para pria normal, pecinta wanita cantik itu sebenarnya selalu bilang kalau saya itu gak jelek, meskipun gak bilang juga saya cantik.. *ah kalian ini, nyenengin saya kok ya setengah-setengah.. hiks* Tapi entah kenapa tingkat kepede-an saya itu kalau soal fisik itu minus banget, beda kalau soal adu debat, soal debat, saya bisa bertaruh saya gakkan mudah kamu knock down. Kenapa saya minder? Oke saya jelasin, di abad 21 yang konon katanya abad modern ini, rata-rata perempuannya sepertinya jelmaan barbie. Bayangkan setiap kali jalan di Mall, saya berasa di kelilingin barbie, lalu saya? Saya adalah Pit Hitam. :(

Detailnya seperti ini, pertama saya itu biarpun sudah kerja tergolong imut banget atau dengan kata lain pendek banget..*ngik*
Kedua, menurut saya, saya itu bantet, iya seperti kue yang kurang ragi. Tapi kata teman laki saya, saya itu sebenarnya gak gendut tapi juga gak kurus, curiganya sih dia bilang seperti itu supaya saya gak terus-terusan ngasih separo makan malam saya ke dia, sehingga dia harus double porsi lalu double lari biar gk jadi buncit juga hihihihi
Ketiga, meski bukan keturunan oriental, saya itu sipit. :(
Ke empat, kulit saya itu kategory kulit olive, yang dibilang putih enggak juga, dibilang coklat juga enggak, segala serba nanggung.... 
Ih gak bersyukur banget sih cha? Ya bukan begitu... tapi namanya perempuan, pengen cantik itu wajar.. kalau gak, gak mungkin itu segala klinik kecantikan, salon dan perusahaan make up laku keras. Iya kan???


Jadi, berhubung banyaknya email yang masuk ke inbox saya, menanyakan langsung, seperti apa progress dari treatment laser itu, mendingan saya share langsung aja kan, siap-siap ya... dan maaf kalau fotonya sedikit disturbing.. 
Semua foto saya ini tanpa filter...
Indoor tanpa filter, ini cukup dekat juga jarak fotonya
Outdoor tanpa filter


Beautiful is pain :(
Sebenarnya saya optimis, metode laser ini bisa membuat muka kita jauh lebih baik. Tapi mungkin memang butuh ekstra kesabaran dan juga biaya. Saya cuma melalui 1 paket, itupun tidak saya tuntaskan hingga 5 kali. Pada session ke tiga, saya menyerah dengan proses recoverynya, saya gak tahan dengan muka kehitaman dimana saya juga masih harus beraktivitas di kantor. Saya gak tahan juga harus menahan ketemu denga n orang-orang terkasih, kemana-mana pakai masker *hiks*. Sebenarnya sayang juga, 2 session lagi dan saya lewatkan, mungkin saya bisa bertanya ke Wijaya Skin Center, kali aja masih bisa saya teruskan dan ambil paket lagi :(


So girls, kalau mau mencoba treatment ini, sekali lagi SABAR adalah KUNCI-nya. Dan saya gak punya itu. Have a treatment. ^^

with love,
-icha-

Wednesday, March 05, 2014

[Traveling-BaliLombok] Tiga hari Untuk Selamanya

  And how will it be
Sometimes we just can see
A neighbor, a lover, a joker
Or friend you can count on forever
How tragic, how happy, how sorry
For all we know we've come this far
Not knowing why

Sekarang saya paham kenapa Rasul memerintahkan umatnya untuk berpergian, karena perjalananlah yang mengajarkan kebajikan kepada manusia. Siapa teman perjalananmu, siapa yang kamu temui di perjalananmu, dan banyak hal yang tanpa sadar sering kita lupakan. Perjalanan juga mengajarkan kita tentang arti bersyukur dalam makna yang sebenarnya. Mensyukuri hal-hal kecil yang sering kita sepelekan. 
Saya termasuk tipe perempuan yang sangat melankolis, yang memandang segala sesuatu dengan hati. Meskipun seringnya saya bertindak sebaliknya. That is my defense for avoid judge-mental person.

Perjalanan terakhir saya kali ini, masih dengan orang-orang yang sama, plus Ka Lila yang entah kena hembusan angin apa bersedia diculik tiga orang kawanan yang suka absurd sendiri. Makasih ya Kak :)
Btw sesuai judul kali ini saya berkesempatan mengunjungi pulau Lombok dan singgah sebentar ke Pulau Bali. Sekedar informasi Pulau Lombok  adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara barat. Terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Ibu Kota Pulau Lombok ada di Mataram, sekarang saya ingat betul setelah selama perjalanan saya merasa benar-benar bodoh karena tak tahu kalau Lombok punya ibukota muhahahha...

Perjalanan saya ditempuh mulai dari Jakarta ke Bali selama 45 menit kemudian 3 jam dari bandara Ngurah Rai menuju Padang Bai. Kemudian dilanjutkan lagi menuju ke Lombok dengan menggunakan Ferry selama 4 jam, long-long way. Kami memilih menggunakan ferry dengan harga tiket IDR40K dibandingkan dengan speedboat yang 10 kali lipatnya karena satu alasan "ekonomis" hahahha. Meskipun awalnya saya cukup pesimis dengan kondisi ferry, mengingat yang sudah-sudah kondisi penyeberangan ferry cenderung mengenaskan *ceritanya trauma*. Ternyata ferry Bali-Lombok ini melampaui harapan saya. Ferry Bali- Lombok, cukup bersih dan terawat. Bahkan terdapat kabin-kabin tertutup yang memungkinkan kami untuk tidur. Alhamdulillah.

Pukul 2 pagi waktu WITA, sampailah kami ke dermaga Lembar. Salah satu pelabuhan di Lombok yang cukup sibuk, sekedar informasi kapal Ferry Bali - Lombok dan sebaliknya berangkat setiap satu jam sekali.
Saat itu kondisi pelabuhan sudah cukup sepi, tak banyak orang lalu lalang, hanya beberapa penumpang seperti kami yang baru tiba dan beberapa orang yang mungkin memang bekerja di pelabuhan. Mobil jemputan kami saat itu dijadwalkan akan datang jam 5 pagi, jadi kami harus mengisi kekosongan waktu selama 3 jam, yang diisi dengan cerita horor.. Makasih loh Y___________Y

Hal yang menyebalkan pagi itu adalah hujan. Wait Rain! Bukan berarti saya gak cinta lagi sama kamu. Tapi setelah demam dua hari sebelum berangkat, yang saya inginkan cuma tidak terkena percikanmu yang terkadang meracuni itu :(
Ya intinya hari itu kedatangan kami disambut hujan yang membuat kami harus berlari-lari kecil, biasanya saya menganggap hal seperti itu adalah bagian perjalanan yang romantis. Tapi kali ini, otak saya berteriak, "CUKUP HENTIKAN SEGALA ROMANTISME ABSURDMU ITU ICHA" , jangan sampai demam lagi dan bikin repot semua orang. Tauk ih, kenapa sekarang saya jadi penyakitan gini dah. :(

Pukul 5 pagi, si Mas Eka, bentar Eka aja kali ya.. kan situ lebih muda dari saya :P datang menjemput kami di Lembar. Horeeee!!! Kami selamaaat.. \(^___^)/ Pagi itu juga kami langsung menuju ke Sengigi untuk ke pantai-pantai perawan.. wuaaaaaaa.... lalu ketiduran sepanjang perjalanan dan tiba-tiba sudah sampai. *katanya sih sepanjang perjalanan itu pemandangannya bagus, tapi dasar saya pelor, jadi gak bisa cerita deh :(*
Senggigi sebenarnya seperti dermaga kecil, tempat para nelayan berlabuh dan saling bertransaksi ikan. Konon kata Eka disini sering ada ikan hiu dijual belikan, hwuaaaaaa pecinta lingkungan pasti berang kalau singgah ke sana. Btw, disinilah satu pelajaran saya dapatkan.. melihat keriuhan ibu-ibu yang berjuang setiap hari demi hidup, saya merasa tak pantas berkeluh kesah lagi. Mereka hebat, memanggul air dengan kepalanya bolak-balik naik turun tanpa lelah, memanggul puluhan kilo ikan dan di pasar ini juga saya melihat kejujuran nenek-nenek, menikmati nasi berlauk ikan hanya seharga IDR5K. Pelajaran yang membuat saya bahagia dengan cara yang sederhana :')

Suasana pagi di pasar ikan Sengigi

Woi udah woi mellownya woiii.... Setelah menikmati suasana pasar dan sarapan, kami  pun bergegas menuju ke pantai-pantai perawan.. Pantai-pantai yang sedikit terjamah manusia. Kami menggunakan salah satu kapal nelayan, mirip kapal-kapal kalau kita ke pulau Seribu. Tarifnya cuma IDR400K sudah termasuk peralatan snorkeling. Pink beaccccch I am comiiing \(^___^)/ *lupa nama pantai lainnya hahahha* Ohiya, takjubnya saya, di Pantai Pink ini sudah ada cottage, cuma satu cottage saja.. rekomen banget buat bulan madu di atas awan kyaaa kyaaa *mupeng*

Pukul 2 siang kami kembali ke dermaga dan menuju Hotel Santai beach. Hotel yang akan jadi pengalaman pertama dan terakhir saya karena kabarnya hotel tersebut sudah berpindah kepemilikan. Sayang sekali menurut saya, dengan rate yang cukup murah, hotel tersebut cukup memuaskan. Pukul 5 sore, saatnya hunting sunset dan mencoba makanan khas Lombok... apalagi kalau bukan ayam taliwang.. Singkatnya, malam itu selain berkuliner, kami juga punya visi khusus *tjaelah*. Kami membawa lampion dari Jakarta, dan malam itu adalah malam kami mencoba menerbangkannya di langit Lombok. I love the silent when we are staring at the sunset....... Saya suka heningnya.. suka jingganya... dan lampion itu... MasyaAllah! syukur alhamdulillah.. malam itu ada bagian saya yang ikut terbang bersama si Lampion...

salah satu lampion sesaat sebelum terbang


Keesokan harinya, saya mengunjungi GT aka Gili Trawangan. Sebelum ke GT, kami singgah ke beberapa objek di Lombok, Pantai malibu, ke rumah impian, *yang ini saya males jelasin detailnya* dan spot-spot yang sepertinya cuma si Eka yg tau. *i think he was so recomended guide, try him!* 
Object2 segelintir di lombok, gpp donk narsis dikit bareng kak Lila :D
Untuk menuju GT, kami menggunakan kapal penyeberangan dengan tiket seharga IDR25K. Saran saya sih persiapkan mental, kebetulan saya kemarin ombaknya cukup besar, sehingga saya seperti naik Kora-kora dengan durasi 15-20 menit *pucat*
Gili Trawangan sekilas mengingatkan saya akan Phiphi di Thailand. Didominasi oleh bule yang sedang berjemur dengan laut dan pantai yang landai. Sayangnya saya gak ada persiapan buat jebar-jeburan lagi. Jadi akhirnya saya memilih duduk malas-malasan di tepi pantai sembari ngintipin bule-bule yang sedang make-out dengan pasangannya. *ih icha ih*
Di GT ada makanan khas, semacam pecel tetapi beralas kerupuk, dimakan dengan sate ayam atau jeroan. harganya cuma 5K saja hwuaaaaaa....*saya jarang banget foto makanan jadi maaf gak ada fotonya hahah* 
Di GT saya juga ketemu sama si Penyot, siapa itu Penyot? itu penyu kecil penghuni tempat konservasi di GT.*main kasih nama aja* hahha.. lalu ada si Garong Kucing Galak, dan si Comel kucing genit yang baru melahirkan. Karena hari itu kami harus kembali ke Bali, kami tak berlama-lama di GT. Tapi jauh di dalam hati kami, ada semacam keinginan bahwa suatu hari kami akan kembali ke sini, tak cuma untuk beberapa jam.. tapi mungkin semalam dua malam... aamiin..
Si Penyot yang blinking


Hari ke tiga, Kami seharian di Bali. Ubud - Kintamani yang berlatar kabut dan gerimis, Tampak Siring dan kemegahannya, monkey foreeeeesssttttt horeeee... dan ditutup dengan pelepasan lampion terakhir di Sanur. Malam itu meski bukan malam minggu, sanur nampak padat dengan pasangan yang memadu kasih #paansihbahasaloecha Pelepasan lampion itu jadi semacam hiburan buat mereka.. Gpp deh sekali-kali ngehibur orang lagi pacaran. *sigh*

monyet belagu yang gk mau difoto di monkey forest, Ubud
Tiga Hari Untuk Selamanya.. *bagian ini boleh diskip karena gk penting*

Setiap tahun, setiap perjalanan, ada banyak hal yang terjadi pada saya. Baik, buruk, manis, pahit, asam dan segala yang kadang saya sendiri terkejut betapa kuatnya saya melewatinya. Saya bukan perempuan yang ekspresif, tak tahu bagaimana mengungkapkan cinta dengan cara yang manis. Tak tahu bagaimana bilang sayang tanpa terasa lugas dan kaku seperti tanpa perasaan. Meski saya bisa melakukan banyak hal yang di luar yang bisa orang pikirkan  untuk membuat orang yang saya pilih untuk bahagiakan, bahagia. Kenyataannya saya justru lebih sering membuat seseorang kesal daripada membuatnya bahagia. Saya sadar...
Saya bukan tak berharap apa-apa, saya cuma takut harapan itu akan membuat saya berantakan seperti sebelum-belumnya. Kamu *ah iya cuma kamu memang cuma kamu* melampaui semua harapan yang bisa saya bayangkan dari seorang pria...
Kamu membuat saya kembali percaya cerita indah negeri dongeng itu ada... Saya akui malam itu sesaat sebelum meninggalkan Bali lagi, bunyi debur ombak, pasir pantai yang halus, pekat malam, lampion, saya, dan pikiran tentang kita... adalah hal terbaik dari yang paling baik.. 

Kita telah sampai sejauh ini...................


PS:
Pssst... posting cerita ngetrip gak lengkap tanpa budgeting kan ya... So here is the budget!!
Budget ini exclude makan dan jajan2 yah.. Total sih 1,5 juta belom termasuk tiket..
Tiket kemarin kita dapat pp Jkt-Bali : IDR650K
gak murah-murah banget.. mungkin kalo personelnya nambah sharing cost buat mobilnya jadi bisa lebih ditekan kali yaaa... hahahha

-->
ITINERARYCOMPONENTBudget@Remarks
Ngurah RaiTaxi to KutaIDR 80,000.00IDR 20,000.00
Kuta - Padang BaiRent Car, FerryIDR 300,000.00IDR 75,000.00



IDR 40,000.00
Lombokrent car +BBM+sopirIDR 500,000.00IDR 125,000.00
Santai Beach Hotelhotel 2 kamarIDR 616,000.00IDR 154,000.00per kamar standart 280.000 + 10%
Pink Beachlembar - tanjung luar - pink beachIDR 400,000.00IDR 100,000.00sewa boat dan island hoping



IDR 25,000.00sewa alat snorkling





Lombokrent car + BBMIDR 500,000.00IDR 125,000.00
Gili TrawanganKapal penyebrangan
IDR 25,000.00@ 12.500 X 2 (PP)

Kapal Ke Bali
IDR 40,000.00





Padang Bai - Kutarent car + BBM + sopirIDR 300,000.00IDR 75,000.00

Hotel Palloma KutaIDR 446,250.00Rp 111,562.50
Ubud, Bebek Pinggir Sawah, Tampak Siring, Kintamanirent car + BBM + sopirRp 350,000.00Rp 87,500.00



IDR 1,003,062.50