Monday, March 05, 2012

Hijab Antara Perintah dan Tuntutan Fashion...

Hijab,


  • a head covering worn in public by some Muslim women.
  • the religious code which governs the wearing of the hijab.

    • Origin:
      from Persian, from Arabic ḥajaba 'to veil'

      Cantik kan ;P
      Sesuai dengan deskripsi dari kamus Bahasa Inggris Oxford tersebut, sudah jelas apa yang dimaksud dengan hijab. 
      A head covering worn in public by some Muslim women. Kenapa some karena seperti yang kita tahu tidak semua wanita muslim mengenakan hijab :(. Perintah memakai hijab pada dasarnya adalah perintah wajib bagi perempuan yang mengaku muslim. Tidak ada alasan bahwa penting untuk menjilbabkan hatinya terlebih dahulu baru kemudian raganya.
      Firman Allah jelas mengenai perintah hijab tersebut:
      ياايهاالنبى قل لأزواجك وبناتك ونساءالمؤمنين يدنينعليهن من جلابيبهن ذلك أدني أن يعرفن فلا يؤذين وكان الله غفورارحيما (الأحزاب 59)
      Artinya:Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal karena itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah adalah maha pengampun dan penyayang. (Al Ahzab.59).
      Jadi seharusnya tidak ada statement- statement argumentasi mengenai perintah tersebut.Tapi memakai hijab juga bukan tanpa tanggung jawab. Memakai hijab artinya menunjukkan identitas kemusliman kalian kepada khalayak ramai, dan ketika orang lain mengetahui kalian adalah seorang muslim maka kalian bertanggung jawab memberikan contoh muslimah yang baik. Hijab yang kalian kenakan bukanlah sekedar fashion atau penghias kepala. Tapi juga penjaga kehormatan kalian dan muslimah lainnya.
      Firman lainnya ada pada surat An Nuur ayat 31.
      An Nuur .31وقل للمؤمنات ييغضضن من أبصارهن ويحفظن فروجهن ولايبدين زينتهن الاماظهرمنهاوليضربن بخمرهن على جيونهن….(النور.31)
      Artinya: Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya,dan memelihara kemaluannya,dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak padanya, dan hendaklan mereka menutupkan kain kudung di dadanya..(An Nuur. 31)
      Bagaimana mengenakan hijab yang kaffah, sudah banyak dibahas pada sesi-sesi ceramah agama. Saya belum berani membahasnya karena saya sendiri belum bisa menjalankan pemakaian hijab secara kaffah. 
      Saat ini, hijab telah merambah ke dunia fashion, sayangnya keterlibatan hijab ke dunia fashion justru makin mengaburkan fungsi hijab sendiri. Banyak wanita yang kemudian memakai hijab hanya demi alasan fashionable. Fenomena yang harus disyukuri atau disesali. Di satu sisi senang rasanya mengetahui bahwa saudara muslim saya sudah tergerak hatinya memakai hijab, disisi lain ketika melihat bahwa pemakaiannya tidak disertai dengan tanggung jawab membuat dada sesak karena perasaan tidak terima, kehormatan hijab dipermainkan. :(
      Sampai munculah pada suatu titik orang mulai mempertanyakan, mana yang lebih baik antara muslimah berhijab dengan yang tidak berhijab? Pertanyaan yang menohok bagi saya yang berhijab, dan kemenangan bagi pemegang statement "jilbabkan hati terlebih dahulu". Teman saya, seorang pria pernah mengutarakan pendapatnya mengenai jenis hijab "fashion". Menurut dia, akan lebih baik buat perempuan tersebut tidak berhijab daripada menimbulkan fitnah bagi perempuan lain yang berhijab. :( 
      Bagaimana bisa, sebuah perintah wajib menjadi tak cukup baik bagi satu atau beberapa orang. :(
      Buat saya pribadi, memakai hijab adalah sebuah proses panjang. Orang tua pernah menyarankan, tetapi tak pernah memaksa saya untuk mengenakannya. Awalnya saya ragu saya mampu, pernah saya menyesali kenapa memutuskan berhijab di usia yang kelewat muda, usia -usia di saat seorang perempuan berada pada fase paling cantik dan sexy. :P Tapi seringnya saya bersyukur, hijab telah menjadi penjaga kehormatan buat saya pribadi dan keluarga saya. Jika jiwa saya adalah kuda liar (kenapa kuda yah) hijab adalah tali kekang untuk membuat saya terus berada pada jalur yang benar, benar sesuai dengan pemahaman saya. 
      Contoh sederhananya, ketika hendak bermesraan dengan seorang pria, atau mungkin menciumnya, hijab mengingatkan saya untuk merasa malu, karena pria tersebut belum mahram dan masih berstatus haram buat saya atau sebaliknya.
      Ketika ingin mengeluarkan kata-kata makian, lagi-lagi hijab mengetatkan tali kekangnya. Meski terkadang saya lepas kendali juga. :(
      Saya bukan perempuan yang "baik-baik" sekali atau "Suci" banget. Banyak hal dari saya yang saya sadari berdekatan dengan setan. Ketiadaan hijab mungkin akan menghancurkan saya dari tempo dulu. Hijab tak pernah menjadi penghalang, dengan hijab tanpa kita sadari kita telah menghijabi hati kita. Jangan dibolak-balik. Jangan tunggu sampai siap, menunggu siap hanya akan menambah deretan dosa. Jangan tunggu sampai seorang pria melamarmu, hijab bukan hanya tentang menjaga kehormatan suami. 
      Semoga jalan surga lekas terbuka bagi kita semua, amin.