Tuesday, October 15, 2013

[Sweet Escaping] Malaysia, Sebenar-benarnya Asia? Part 1

"As with any journey, who you travel with can be more important than your destination" (unknown)
Yes, It is so true. Terkadang dari sebuah perjalanan, yang terpenting bukan tujuan kita akan kemana, tetapi dengan siapa perjalanan itu akan dilakukan. Trip sebelum tutup tahun kali ini saya memutuskan singgah ke negara tetangga, Malaysia. Negara yang konon menjadi sahabat tua sekaligus musuh bebuyutan Indonesia. Kali ini, bukan kali ini juga sih ya, teman perjalanan saya adalah duo jahil nan iseng Bangunay dan Mario. If you ever read my last post, you must know who they are. Duo ini asli menyebalkan kuadrat kalau dah bergabung, tapi Malaysia dan perjalanan kali ini mengajarkan bahwa ternyata saya lebih memilih seharian diisengin daripada terpisah dengan mereka. Tuuuh udah terjawab kan pertanyaannya... :)

M A L A Y S I A... seperti yang kita tahu adalah sebuah negara federal konstitusi kerajaan atau monarchi di Asia Tenggara. Malaysia terdiri dari tiga belas negara bagian dan tiga wilayah federal, memiliki total daratan 329.847 kilometer persegi (127.350 sq mi) dan  dipisahkan oleh Laut Cina Selatan menjadi dua daerah berukuran sama. Satu bagian Semenanjung Malaysia dan  bagian lainnya Kalimantan Malaysia. ( Sumber: WIkipedia). 

Dibilang luas, Malaysia gak seluas Indonesia, bisa saja mungkin dikelilingin dalam waktu 5 hari 4 malam. Tapi namanya juga dominan faktor males-malesannya, akhirnya apa yang terjadi adalah semua itin padat sampai plan cross boarding ke Thailand berujung ke kasur yang empuk, dingin dan nyaman. -____-; 

Hari pertama:
Penerbangan QZ8192 seharga 400ribu rupiah pulang pergi  yang dimotori maskapai merah membawa kami menuju LCCT Kuala Lumpur. Kesan pertama yang kami rasakan saat menjejakan kaki di Kuala Lumpur untuk yang pertama kali adalah..

 "Buseeet Ini bandara apa terminal?panas gilak!!". 

LCCT KL, yang konon digunakan sebagai bandara kelas ekonomi memang jauh dari image sebuah bandara internasional. Kondisi ruangan yang panas, tempat turun dan naik yang berada pada satu lorong, tempat imigrasi yang acak adut merusak image KL sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang cukup maju. Belum lagi papan informasi yang tidak informatif. Saya akhirnya cuma bisa ketawa-ketawa saja, melihat 2 teman saya kegerahan dengan muka merah padam mondar-mandir mencari tempat Sky-Bus. Sky-Bus adalah Bus transit milik Air asia yang menghubungkan LCCT dengan KL-Sentral, terminal atau stasiun pusat yang mengarah ke wilayah KL lainnya. Sekedar informasi, tiket Sky-bus bisa dibeli langsung ditempat dengan harga MYR 10 atau bisa dibeli online berbarengan dengan pembelian tiket ke KL. Tempat "ngetem" Sky-Bus berada di ujung bandara, sedikit jauh dari tempat kedatangan. 

Perjalanan dari LCCT ke KL Sentral memakan waktu kurang lebih satu jam. Jadwal kami hari ini adalah berputar sekitaran KL, kemudian melanjutkan perjalanan ke Butterworth untuk menuju ke Georgetown Penang pukul 21.30. Sesampainya di KL Sentral, yang pertama kita lakukan adalah membeli KTM, pembelian ini seharusnya bisa dilakukan secara online, tapi karena satu dan lain hal akhirnya kami memutuskan go-show. Dan persis seperti hal yang saya khawatirkan, tiket "sleeping seat" yang kami inginkan habis. Tersisa seat duduk biasa, seharga MYR 34. 

Dari jadwal keberangkatan, pukul 21.30, kami memiliki waktu kurang lebih 7 jam untuk berkeliling KL. Tanpa banyak berdebat, kami memutuskan mengunjungi Chinatown, pasar seni dan salah satu temple di KL. 

Salah satu kelebihan KL dibanding Jakarta adalah media transportasi yang saling terhubung. Tapi sekali lagi, KL butuh papan informasi yang lebih informatif. Terlebih di KL sentral yang merupakan stasiun utama. Kami memiliki sedikit kesulitan menentukan kemana kami harus turun dan membeli tiket. New place - sindrom yang seharusnya tidak perlu terjadi. :( :(

Pemberhentian pertama yang seharusnya kami turun di pasar seni, akhirnya kami malah turun ke antah berantah karena kesalahan membaca map :P Dari kesalahan membaca map kami malah menemukan objek menarik berupa Pura peribadatan. Tapi setelah 5 hari di KL, tempat seperti ini banyak dan tersebar sih #eaaaaa


Pemberhentian kedua, China Town dan pasar seni. Khas dengan warna - warni oriental payung terbang ini menarik mata saya.. Disini kami juga bertemu dengan Bang Amar, teman bangUnay yang pada hari-hari selanjutnya bersedia mengantarkan kita berpusing-pusing di KL, Alhamdulillah ya :D



Oh iya, bagi pelancong macam kami, yang super ngirit. Tidak perlu resah dan gelisah, harus berkeliling KL dengan gembolan segedhe gaban. Kl-Sentral menyediakan Loker penyimpanan barang hingga pukul 23.00 dengan 3 ukuran, MYR 5, MYR 10 dan MYR 15. Lokasi loker cukup mudah ditemukan, berada di lantai 2, dekat dengan Guardian. Dekat tangga eskalator, Pelancong cukup menukarkan uang dengan koin di mesin dekat loker, untuk kemudian digunakan sebagai pengunci loker. Aman? InsyaAllah, kemarin kami menggunakan yang MYR 10, untuk bertiga. 

KL-Sentral juga menyediakan fasilitas kamar mandi untuk pelancong yang mungkin hanya transit dan ingin mandi.  Lokasinya tak jauh dari loker, dengan biaya MYR5 sudah bisa mandi dengan bersih. Jangan khawatir soal keamanan, lokasi mandi pria dan wanita dipisah. Pemandian tersebut juga menyediakan sabun gratis, ruang ganti, dan sandal. Sedang untuk handuk dan setrika dikenakan biaya tambahan. Pukul 21.00 kami kembali ke KL-Sentral untuk bersiap -siap melanjutkan perjalanan ke Penang melalui Butterworth. 


muka kami sebelum dan sesudah seharian berkelana.. *halah*
KTM yang ternyata dingin, tapi ini sih emang Mario aja yang gak tahan dingin sama sekali, sampai 2 kursi diisi bertiga, biar angetan -___-"
Hari ke dua:

Pukul 05.30 pagi sampailah kami di Butterworth. Rencana awalnya kami mengejar sunrise di kapal Ferry penyebrangan menuju Georgetown, Tapi rencana tinggal rencana, kami tiba terlalu pagi. SI matahari pun masih terlalu nyenyak untuk dipaksa bangun dan menciptakan moment buat kami :(
Turun dari kapal ferry, kami pun sesaat blank hendak kemana dan ngapain.. Langit masih cukup gelap karena perbedaan waktu yang satu jam lebih awal daripada di Indonesia. Akhirnya pagi itu kami berkeliling dengan shuttle gratis mengelilingin pusat kota Georgetown. Siangnya kami menuju ke Botanica Garden yang ternyata jauhnya di ujung.. dengan bus yang langka. Saran saya, kalau memang ingin explor Penang, lebih baik sewa mobil atau motor. 


Buat penggila kuliner, Penang adalah surganya makanan enak, Ibarat di Indonesia, Penang adalah Bandungnya orang Jakarta. Makanan enak tersebar di mana-mana. *elus-elus perut yang makin offside*
Jagoan saya adalah, laksa penang yang ada di depan Mal Perangin-angin. Mal terbesar di GeorgeTown. Harganya cuma MYR4, coba juga es cendolnya. Serius, enaaaaakkkkkkk......
Suka ayam madu Biryani, coba yang di dekat hotel brunei, itu juga enaaak.. harganya lupa karena dibayarin Mario muhahahhah.... 

Pukul 15.00 kami kembali menuju ke KL Sentral menggunakan media transportasi lain, yaitu Bus. Biaya dari Penang ke KL-Sentral sebesar MYR 35, ditempuh dalam waktu 5 jam. Tujuan awal kami sebenarnya ke Hatyai, mencoba cross boarding melalui darat. Tapi apa daya, badan renta seakan meminta kami untuk lekas menemukan tempat tidur. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Kuala Lumpur. Agen dan keberangkatan Bus, ada di depan Mal Perangin-angin. Bus di KL tidak memperbolehkan penumpangnya membawa makanan di atas, sehingga alhasil kami kelaparan sampai Kuala Lumpur :(

Hari ke tiga... tentang surga belanja di KL, bersambung dulu ya udah ngantuk dan besok harus bangun pagi... *penting*






1 comment:

  1. mandinga lcct dar soekarno-hatta kayak kandang kambing aja..

    ReplyDelete